Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala yang menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi, stuktur, tektonika,fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi. Penyajian peta geologi berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.
Format file peta adalah ESRI shapefile (*.shp) yang telah dikompres dalam zip file.
Skala peta adalah 1:250000. Atribut peta terdiri dari simbol geologi, umur, formasi, pembawa, mineral dan keterangan. Tidak semua atribut data tersebut lengkap terisi dalam tabel dbf-nya. Guna melengkapinya, maka dapat dilihat dalam dokumen SNI 13-4691-1998 tentang Penyusunan Peta Geologi.
Peta telah dikelompokkan menurut pulau :
1. Sumatera
2. Jawa
3. Kalimantan
4. Sulawesi
5. Bali dan Nusa Tenggara
6. Maluku
7. Papua
BanyuData
Dalam perjalanan menelusuri alam, ada beberapa data dan informasi yang diperoleh dan dihimpun oleh Banyumilih. Kalau kemudian data itu hanya disimpan dan hanya bisa diakses oleh golongan/pihak tertentu, kok rasanya jadi tidak mengalir...... Oleh karena itu, banyumilih berusaha untuk berbagi semua data yang ditemukan/dibuat/disusun/didapatkan dan digunakan untuk kebaikan alam. Silakan mengunduh
Peta Hujan Wilayah Indonesia
Peta hujan wilayah ini disusun dengan melakukan interpolasi spasial pada data-data stasiun pengamatan hujan yang ada di Indonesia pada tahun pengamatan 1970-2004. Data-data stasiun hujan tersebut diperoleh dari berbagai instansi seperti BMKG, PU, Pertanian dan sektor swasta. Sebelum dilakukan interpolasi, dilakukan koreksi dan analisis data sehingga diperoleh suatu dataset yang menunjukkan kondisi curah hujan normal. Dengan demikian peta ini tidak memberikan gambaran/kondisi hujan pada tahun-tahun ekstrim yang disebabkan oleh fenomena cuaca seperti elnino, elnina, DME dll.
Format data : Esri Shape File
Nama file : Tch_lokasi.zip (compress file shp)
Sumberdata : Stasiun-stasiun pengamatan hujan (BMKG, PU, Swasta) tahun 1970-2004 yang di interpolasi spasial menggunakan metode co-krigging dengan faktor koreksi topografi dan resolusi spasial 0.01 dg atau 1.11 km.
Untuk memperbesar gambar klik disini
Format data : Esri Shape File
Nama file : Tch_lokasi.zip (compress file shp)
Sumberdata : Stasiun-stasiun pengamatan hujan (BMKG, PU, Swasta) tahun 1970-2004 yang di interpolasi spasial menggunakan metode co-krigging dengan faktor koreksi topografi dan resolusi spasial 0.01 dg atau 1.11 km.
Untuk memperbesar gambar klik disini
Peta Batas Daerah Aliran Sungai (DAS)
Batas DAS disusun berdasarkan data DEM SRTM 90m dan Toponimi RBI pada skala 1:25000 untuk pulau Jawa dan pulau lainnya skala 1:50000. Metode yang digunakan dalam menentukan batas DAS ini adalah analisis spasial sifat hidrologi permukaan yang dapat menentukan arah aliran, akumulasi aliran, jaringan aliran dan kemudian delianasi batas DAS. Penamaan DAS disesuaikan dengan toponimi RBI dan sumber-sumber lainnya seperti dari Dept. Kehutanan dan PU serta hasil pengamatan di lapangan.
Berikut peta batas DAS yang dapat didownload.
1. Pulau Jawa
2. Pulau Sumatera
3. Pulau Kalimantan
4. Pulau Sulawesi
5. Bali dan Nusa Tenggara
6. Maluku
7. Papua
Berikut peta batas DAS yang dapat didownload.
1. Pulau Jawa
2. Pulau Sumatera
3. Pulau Kalimantan
4. Pulau Sulawesi
5. Bali dan Nusa Tenggara
6. Maluku
7. Papua